Postingan

Rresistensi dan Antibiotik Habiskan!

Gambar
Setiap menerima resep obat antibiotik, pasti kita selalu diingatkan oleh dokter maupun apoteker yang  menyerahkan obat bahwa "Antibiotik harus dihabiskan!", bahkan pada kemasannya juga tertulis demikian. Saat kita bertanya-tanya apa alasan dibaliknya, sering kali jawaban yang kita terima hanya "untuk mencegah resistensi". Tapi apa sebenarnya resistensi dan apa yang dikhawatirkan dari hal itu?  Setelah membaca postingan sebelumnya tentang  Antibiotik: Apakah Sudah Digunakan Dengan Benar? , kita tahu bahwa antibiotik bekerja untuk membunuh bakteri penyebab penyakit di dalam tubuh. Antibiotik mampu melawan bakteri menggunakan beberapa mekanisme, tergantung dari jenis antibiotik itu sendiri (golongan antibiotik). Ada antibiotik yang bekerja dengan menghancurkan dinding sel bakteri, bahkan ada juga antibiotik yang bekerja dengan menghambat produksi zat yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bakteri sehingga bakteri-bakteri tersebut akhirnya mati.  Ketika kita dir

Antibiotik: Apakah Sudah Digunakan Dengan Benar?

Gambar
Banyak dari kita pasti sudah tidak asing dengan golongan obat yang satu ini. Seringkali kita diresepkan antibiotik ketika mengalami keluhan seperti sakit gigi, radang tenggorokan, batuk, diare dan banyak lagi. Hal ini menjadikan orang-orang berpikiran bahwa antibiotik merupakan solusi dari hampir seluruh penyakit yang dialami. Namun apakah benar begitu? Memang benar antibiotik merupakan penemuan yang sangat besar pengaruhnya bagi peradaban manusia. Sejak penemuan antibiotik pertama oleh Alexander Fleming, ilmuwan asal Skotlandia yang memberi nama penemuannya Penicilin, obat ini telah menjadi salah satu penemuan paling penting dalam dunia medis karena telah berhasil menyelamatkan banyak nyawa.  Hingga saat ini, antibiotik juga masih memiliki peran yang sangat besar. Apa sebenarnya yang menjadikan obat ini mampu mengatasi banyak penyakit?     Sederhananya, antibiotik adalah golongan obat yang memiliki aktivitas antibakteri. Bakteri umumnya merupakan penyebab dari banyak sekali penyakit y

Ivermectin Obat COVID-19?

Gambar
Sejak pertama kali pandemi Covid-19 mewabah hingga saat ini, belum ditemukan satupun obat yang memang penggunaanya dikhususkan untuk mengobati infeksi Covid-19. Tidak tersedianya obat serta lamanya masa pembuatan dan pengembangan obat baru yang dapat mencapai belasan tahun, mendorong para peneliti dan badan kesehatan lainnya untuk mempelajari potensi berbagai obat yang sudah ada sebagai alternatif pengobatan bagi pasien Covid-19. Belakangan ini, beredar informasi di masyarakat yang menyebutkan bahwa obat ivermectin dapat digunakan untuk mengobati dan mencegah keparahan Covid-19. Beredarnya informasi ini bukan tanpa alasan, adanya beberapa studi yang menyatakan bahwa ivermectin dianggap memiliki potensi dalam menghambat replikasi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, menyebabkan obat ini diburu dan digunakan oleh masyarakat tanpa menghiraukan informasi tentang apa sebenarnya obat ivermectin ini. jadi apa sebenarnya obat ivermectin ini? Ivermectin pertama kali dikembangkan pada tahun 197

Perlukah Tambahan Suplemen Vitamin?

Gambar
  Suplemen vitamin dan mineral seringkali menjadi pilihan masyarakat dalam membantu menjaga kesehatan tubuh. Namun sebenarnya, perlukah kita mengonsumsi suplemen untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral? Vitamin dan mineral seperti zat besi, kalsium, vitamin A, B, C, D dan E merupakan zat esensial yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang kecil. Tidak hanya membantu memelihara kesehatan tubuh, tetapi juga melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Beberapa pakar menyebutkan, bagi individu yang sehat, konsumsi suplemen untuk memenuhi kebutuhan vitamin sebenarnya tidak diperlukan. Sebab pada dasarnya, tubuh yang sehat dapat memenuhi kebutuhan vitamin dari konsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Sayur, buah, daging, kacang-kacangan dan makanan bergizi lainnya telah teruji mengandung berbagai vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh. Sebagai referensi yang dilansir dari Harvard Health Publishing, berikut daftar vitamin dan sumbernya dari makanan. Vitamin A: daging sapi, hati, t

Perbedaan Jenis Vaksin COVID-19 yang Disetujui Oleh WHO

Gambar
Vaksin merupakan produk biologis yang bertujuan untuk memicu tubuh membentuk suatu kekebalan yang biasa disebut antibody terhadap virus penyebab penyakit tertentu. Salah satunya adalah vaksin COVID-19 yang diharapkan dapat menghambat penyebaran infeksi oleh virus COVID-19. Ketika seseorang menerima vaksin COVID-19, virus tersebut tidak akan menular dengan mudah dari orang ke orang dan kemungkinan penularan infeksi COVID-19 dalam suatu komunitas akan menjadi lebih kecil. Hal ini disebut " herd immunity " yang diharapkan dapat tercapai dengan pemberian vaksin yang merata pada setiap lapisan masyarakat. Saat ini, vaksin COVID-19 yang masuk dalam Emergency Use Listing ( EUL ) yaitu daftar vaksin COVID-19 yang disetujui oleh WHO untuk digunakan pada keadaan darurat seperti pandemi saat ini antara lain: Pfizer, AstraZeneca, Serum Institue of India, Moderna, Sinopharm, Sinovac, dan Janssen (J&J).  REUTERS/Dado Ruvic/Illustration Kemudian apa yang menjadi perbedaan dari vaksin-va

EALUASI GRANUL DAN SEDIAAN TABLET : UJI WAKTU HANCUR

Gambar
Disintegration Tester (alat penguji waktu hancur) Disintegration Tester merupakan alat yang digunakan untuk pengujian waktu hancur tablet atau sediaan farmasi padat lainnya. Alat ini dirancang sedemikian rupa agar mampu meniru suasana dan keadaan pada saluran pencernaan manusia untuk mengetahui berapa lama sediaan yang diformulasikan dapat hancur setelah dikonsumsi.  Cara Kerja Alat : -           Tambahkan air ke dalam water bath tank. -           Letakkan kedua buah vessel (chamber) pada tempatnya di dalam water bath. -           Tambahkan media berupa liquid ke dalam vessel .   -           Panaskan air pada waterbath dan vessel dengan mengatur temperature 37 ± 2ºC. -           Atur timer sesuai waktu yang diinginkan. -           Siapkan basket (wadah uji tablet) dan hubungkan basket   dengan lengan ( arm) pada alat disintergation tester . -           Setelah suhu mencapai 37ºC ± 2ºC, masukkan tablet yang akan diuji ke masing-masing tabung pada basket lalu masukka

Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Flavonoid Sebagai Salah Satu Senyawa Antiviral Untuk Menangani Wabah Virus COVID-19

Gambar
Wabah penyakit coronavirus (COVID-19) yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ( Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 ) mendorong para peneliti dalam menemukan vaksin atau obat untuk pencegahan dan pengobatan wabah ini. Salah satu terapi yang dicoba untuk menangani penyakit ini adalah terapi dengan memanfaatkan phytomedicine, yaitu komponen herbal (metabolit sekunder) dari tanaman yang terbukti memiliki efek terapeutik untuk gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit COVID-19. Seperti yang telah diketahui, tanaman juga membentuk suatu system pertahanan diri dari virus pathogen dengan cara menghasilkan senyawa-senyawa yang kita sebut metabolit sekunder. Maka dari itu, tidak mengherankan bahwa sejumlah senyawa metabolit sekunder memiliki aktivitas antivirus yang mekanismenya dapat dimanfaatkan juga untuk melawan virus yang menyerang manusia.     Mekanime aksi antiviral dari senyawa metabolit sekunder ini umunya adalah dengan menghalangi terjadinya ikatan antara virus patoge